![]() |
||
|
||
Muslimah Hebat Dambaan Umat
|
||
|
||
|
||
Menjadi perempuan adalah anugrah. Menjadi perempuan yang beriman dan
berislam, itu jauh lebih indah lagi. Mau tahu kenapa? Karena menjadi
perempuan muslimah itu merupakan sebuah berkah yang tidak dialami oleh semua
perempuan di dunia. Dan berkah ini akan menjadi lebih sempurna ketika sebagai
muslimah, kita menyadari akan keistimewaan ini. Kenapa bisa begitu? Karena
ternyata di luar sana, banyak banget mereka yang mengaku dirinya muslimah
namun masih bingung dengan jati dirinya sendiri. Mereka akhirnya berusaha
mencari jawaban kebingungan itu dengan mengambil jalan lain yang nggak ada
benernya sama sekali.
Jalan lain ini seringnya sok menjadi pahlawan kesiangan bagi perempuan
sehingga seakan-akan perempuan sendiri merasa diistimewakan. Salah satunya
adalah ide feminisme yang (katanya) memperjuangkan kesetaraan hak antara
laki-laki dan perempuan. Tapi muslimah cerdas nggak bakal dong terjebak
dengan ide yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam ini. Sebab, bukannya
menjadi mulia, feminisme justru membawa perempuan kepada keterpurukan yang
makin parah dalam semua sendi kehidupan (tema ini akan dibahas khusus di
edisi berikutnya, insya Allah).
Trus, gimana dong supaya kamu, saya, dan kita semua bisa menjadi
perempuan mulia dan hebat dunia-akhirat? Pasti dong ada langkah-langkah jitu
untuk mencapainya. Ikuti terus yuk bahasannya.
Muslimah itu harus cerdas
Poin ini selalu saya tujukan bagi perempuan siapa pun dia adanya dan di mana pun dia berada. Why? Karena perempuan cerdas itu indah. Ia nggak mudah dibohongi oleh apa pun atau siapa pun, baik oknum itu berupa sosok bernama laki-laki ataupun sosok bernama ideologi. Laki-laki di sini yang dimaksud adalah laki-laki yang nggak beriman dong. Karena kalo yang beriman, otomatis ia pasti memuliakan perempuan. Sedangkan sosok bernama ideologi utamanya kapitalisme dan sosialisme, akan mudah mempecundangi perempuan nggak cerdas dengan banyak cara. Eksploitasi perempuan adalah salah satunya.
Perempuan cerdas nggak akan mudah terpesona dengan bujuk rayu nggak
bermutu ini. Ia memahami bahwa kecerdasan perempuan itu bukan hanya aksesori
semu di atas panggung semata. Perempuan cerdas itu terwujud dalam karya
nyata. Ia berprestasi dalam bidang yang memang benar-benar memaksimalkan
peran otak dan akal, bukan sekadar akal-akalan saja. Memang ada? Banyak
malah. Tuh lihat aja kontes puteri atau miss apalah itu namanya, menjadikan
otak alias brain sebagai pajangan asal pantas. Soalnya tanpa kriteria brain, si panitia takut kalo masyarakat akan menganggap lomba-lomba semacam
itu hanya bisa mengandalkan tubuh seksi perempuan semata. Padahal mah kenyataannya iya banget. Naif banget kalo kamu masih
percaya kecerdasan turut diperhitungkan dalam kontes semacam ini. Sumpeh deh
lo!
Perempuan cerdas itu langsung terasa efeknya ke masyarakat. Selain
mengukir prestasi dalam bentuk kemampuan akademis yang oke, kecerdasan pun
bisa juga diraih dalam bentuk lain. Salah satunya adalah kecerdasan dalam
menyikapi fakta yang tersaji di depan mata lalu berusaha menicarikan solusi
cerdas atas semua masalah yang ada. Misalnya dalam menyikapi harga BBM yang
semakin mahal. Perempuan cerdas langsung memahami bahwa itu semua terjadi
gara-gara diterapkan sistem Kapitalisme yang jadi kiblat pemerintah saat ini.
Negara menjadi macan ompong yang nggak mampu menjamin kesejahteraan
rakyatnya. Negara cuma berperan sebagai pedagang untuk mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya
dengan dalih pengurangan subsidi.
Sayangnya, sekolah yang ada saat ini sangat tidak mencerdaskan muridnya
terutama kaum perempuan. Diperparah dengan liberalisasi pendidikan alias
pemerintah sudah nggak mau bertanggung jawab terhadap pendidikan rakyatnya,
jadilah sekolah-sekolah itu disulap menjadi barang mewah yang mahal dan tak
terjangkau. Klop banget untuk menjadikan perempuan jauh dari kecerdasan.
Tapi sebenarnya yang namanya kecerdasan, bisa ditempuh dan diasah dalam
ranah kehidupan yang lain. Sekolah kehidupan internasional adalah solusinya.
Apa itu? Yaitu sebuah sekolah yang menjadikan kurikulum universal sebagai
materi pelajarannya, dengan standar Islam sebagai patokan. Laboratoriumnya
juga canggih karena langsung terjun ke masyarakat tanpa harus nunggu program
KKN yang biasa ada di perguruan tinggi. Muslimah jenis ini, sudahlah cerdas
otaknya, cerdas pula empatinya. Top banget dah.
Berakhlak mulia juga harus dong!
Non, selain cerdas, perempuan itu kudu berakhlak islami. Percuma aja punya kecerdasan kalo ternyata nggak bermoral dan akhlaknya rusak. Banyak banget tuh kejadian ayam kampus atau ayam abu-abu (sebutan untuk pelacur yang masih kuliah atau SMA) yang berotak brilian namun jangan ditanya soal akhlak. Mereka obral diri hanya demi gepokan rupiah. Tentu bukan seperti ini gambaran perempuan mulia dan hebat itu.
Akhlak bisa ada pada diri perempuan bila ia beriman. Karena sesungguhnya
standar akhlak sendiri adalah bagian dari syariat Islam dalam rangka
menjalankan perintah Allah dan menjauhi laranganNya. Dan hal ini berkaitan
banget dengan akidah yang dianut seseorang. Misal nih, kamu mempunyai akhlak
dengan sifat jujur. Bukan semata-mata karena jujur itu baik, tapi seharusnya
kamu sadar bahwa jujur itu baik karena Allah bilang jujur itu baik. Dan kalau
Allah bilang itu baik maka itu artinya perbuatan itu akan memperolah nilai
dan pahala di hadapanNya.
Pada satu momen, ketika Allah bilang jujur nggak baik ya kita harus nurut
bahwa jujur itu nggak baik. Ada tiga kondisi dalam Islam yang memperbolehkan
seseorang untuk berlaku tidak jujur. Pertama adalah dalam hubungan suami
istri untuk membahagiakan pasangan, kedua adalah dalam peperangan, dan ketiga
adalah ketika mendamaikan dua orang yang bermusuhan. Jadi, dalam kejujuran
pun standar yang kita pake jelas banget yaitu Islam saja. Hal ini berlaku
juga untuk bentuk-bentuk akhlak lainnya semisal ramah, baik hati, tidak
sombong, suka menabung, patuh pada orang tua dll (hihi, kayak dasadarma
pramuka yah).
Kecantikan diri patut dijaga Kecantikan adalah sebuah hal yang secara alami ada pada diri tiap perempuan. Yakinlah, tak ada istilah perempuan berparas buruk. Bila ada yang mempunyai pendapat seperti ini, sungguh pada saat yang sama ia telah menghina Allah Ta’ala yang menciptakan paras tersebut. Cantik atau jelek kan cuma masalah selera. Yang dianggap paras kurang cantik bagi orang Asia, eh….ternyata digandrungi sama orang bule di daratan Eropa sana. Eksotis, katanya…ciee.
Terlepas dari itu semua, kecantikan yang ada pada diri perempuan kudu
dijaga sebagai bentuk amanah kita pada Sang Pencipta. Menjaga kecantikan
nggak harus ke salon tiap hari. Merawat kecantikan nggak harus juga luluran
merata ke seluruh tubuh biar kinclong, mandi berjam-jam karena harus memakai
berbagai macam krim untuk tubuh, menikur en pedikur atau apa pun namanya yang
jelas-jelas itu semua hanya menghamburkan uang dan waktu.
Jangan sampai karena pedulinya kamu sama kecantikan sehingga membuat
sebagian besar waktu dan uangmu habis untuk hal ini saja. Merawat kecantikan
yang ideal itu sebetulnya adalah ketika tubuh kita bisa beraktivitas secara
maksimal karena sehat. Percuma juga tubuh cantik bagai porselen kalo ternyata
malas beraktivitas dengan dalih takut bedak luntur, misalnya. Percuma juga
langsing kayak tiang listrik kalo penyakitan karena diet yang ketat.
Intinya, mempertahankan kecantikan diri cukup dengan standar Islam saja
yang sangat menyukai kebersihan. Mandi minimal dua kali sehari, sikat gigi
teratur, jaga kebersihan rambut dan anggota tubuh yang lain juga.
Last but not least, kecantikan itu
bagaimana pun bentuknya, standarnya kudu Islam saja. Percuma juga cantik kalo
ternyata nggak menutup aurat. Percuma juga kulit mulus kalo ternyata nggak
pernah sholat. Ih….naudzhubillah. Karena ternyata
kecantikan hakiki itu adalah gabungan dari kecerdasan otak dan akhlak yang
nantinya memancar pada sikap dan perilaku seseorang sebagai bukti ketaatan
pada hukum syara’ yang telah ditetapkan aturannya oleh Allah Swt.
Adakah sosok idaman itu?
Hmm…pertanyaan yang nggak mudah untuk dijawab. Kalo saya mau angkat tangan, kesannya kok narsis banget (hehehe..). Biar adil, saya akan menunjuk seseorang lain yang memenuhi kriteria di atas itu. Seorang perempuan, yang pasti muslimah dong, cerdas, berakhlak bagus dan cantik. Ia kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia, jurusannya pun terkenal sangat sulit ditembus oleh orang yang berotak pas-pasan.
Sampai di sini, jelas banget kalo muslimah ini punya otak dan kecerdasan
di atas rata-rata. Tidak itu saja, pemahaman keislamannya pun top banget.
Kalo saya mengatakan paham, itu beda dengan ‘tahu’. Artinya, ia mengamalkan
Islam dengan maksimal. Ia ramah dan supel, baik hati, tidak sombong, suka
menabung dan patuh pada orang tua. Hapalan al-Qurannya top, kemampuan bahasa
Arab dan bahasa Inggrisnya juga oke.
Dari segi kecantikan, subhanallah. Ia dikaruniai Allah fisik yang
sempurna. Nggak ada orang yang bilang ia jelek. Saya aja sesama cewek, juga
ikut tersepona dengan kecantikanya yang inner dan outer itu. Apa inti dari
‘sharing’ saya ini? Maksudnya ingin saya tunjukkan bahwa sosok muslimah ideal
dan idaman umat itu ada. Hanya saja ia ada dalam jumlah dan stok yang
terbatas. Why?
Setangkai bunga yang indah akan tumbuh dengan sempurna bila tanah dan
iklimnya bagus serta sesuai. Begitu juga dengan muslimah idaman umat.
Sosok-sosok ini akan tumbuh bila iklim alias lingkungan yang ada mendukungnya
untuk berkembang dengan sempurna. Tapi apa fakta yang ada? Sistem yang
diberlakukan kepada kita saat ini sungguh iklim rusak yang penuh noda. Sekulerisme
yang diterapkan saat ini meniadakan peran agama dalam kehidupan. Kapitalisme
yang mendewakan materi sebagai sumber kebahagiaan hidup pun juga dipuja-puja.
Lihat tuh, para perempuan cantik yang seksi mengumbar aurat di tempat
umum, teryata sholatnya rajin juga. Bahkan saya sempat terkecoh dengan salah
satu teman yang ketika berangkat ke kampus berkerudung rapat padahal
hari-hari biasanya nggak. Saya pun mengucapkan selamat padanya. Bukankah
kebaikan itu harus disyukuri dan diucapkan selamat padanya agar
berkesinambungan? Ternyata ia mengatakan bahwa berkerudungnya itu karena ia
habis menghadiri rapat sebuah perkumpulan mahasiswa muslim. Ia menyebutnya
fleksibel karena itu artinya ia bisa berada di mana-mana. Rapat tentang Islam
oke yang itu artinya ia berbaju muslimah. Dugem pun ayo aja yang itu artinya
pake baju buka-bukaan. Waduh, jadinya baju muslimah itu dipakai hanya sekedar dress code aja yah? Capee deh.. ngikutin jalan
pikiran kayak elo!
Dari kedua sosok di atas, sudah bisa dipastikan bahwa contoh kedua-lah
yang paling banyak ditemui di sekeliling kita. Islam tidak lagi diakui
sebagai the way of life. Namun Islam hanya
sebagai mode dan gaya yang kebetulan lagi tren. Apalagi diperparah dengan ide
demokrasi yang sangat mengagungkan kebebasan berekspresi termasuk dalam hal
pakaian, jadilah baju muslimah dianggap sebagai salah satu pilihan yang bisa
dipilih suka-suka. Kalo suka ya dipake, kalo nggak ya dilipat aja dalam
lemari. Waduh!
Nggak bisa dibayangkan wajah bangsa ini ke depan, bila perempuannya
plin-plan kayak gini. Tapi sangat bisa diprediksi sehebat apakah suatu kaum
apabila perempuannya sekaliber contoh pertama di atas. Dan itu telah
dibuktikan oleh Islam yang gilang-gemilang selama 13 abad dengan kualitas
perempuan yang mulia dan hebat. Kalo sudah ada bukti cemerlangnya peradaban
dalam naungan Islam, so buat apa kita butuh peradaban lain semacam demokrasi
dan Kapitalisme? Jadi, tak ada pilihan lain untuk menciptakan generasi
muslimah hebat dambaan umat kecuali kita campakkan bersama-sama semua ide
yang rusak dan merusakkan. Setuju? Akur dong! [ria:
riafariana@yahoo.com]
|
||
|
Categories:
0 komentar :
Posting Komentar