Psikologi umum

Disusun oleh :
1.
Ramdhan dwi R 1201411006
2.
Shifa hafidzah 1201411090
3.
Embun melati
widiasih 1201413002
4.
Etika resti
hapsari 1201413003
5.
Hany iqomatul 1201413029
6.
Yoga miftahul
habib 1201413041
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
KATA PENGANTAR
Pertama kami mengucapkan puji
syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan kelimpahan nikmat
yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi umum yang
berjudul “INTELEGENSI” dengan baik.
Kami
menyadari bahwa penulisan makalah ini
masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir
kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal
sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Semarang,
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL............................................................................................... 1
KATA
PENGANTAR........................................................................................... ..2
DAFTAR
ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 4
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................. 4...........
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 5
2.1 Intelegensi
.........................................................................................................
5
2.2 Teori-teori faktor
...............................................................................................
6
2.3 Teori orientasi proses
.........................................................................................
7
2.4 Pengungkapan inteligensi
.................................................................................
.7
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 8
3.1.
Kesimpulan......................................................................................................... 8
3.2.
Saran................................................................................................................. 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.1
latar belakang
masalah
Manusia diciptakan dan dengan dilengkapi dengan kecerdasan yang memiliki
kemampuan luar biasa, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain dan kec erdasan
sebagai suatu kemampuan ini pulalah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya
dimuka bumi ini, dengan kecerdasan ini pula manusia dapat menjalani kehidupan
yang dinamis dan beadab.cara individu memecahkan masalah,apakah cepat atau lambat faktor
yang turut menentukan adalah faktor inteligensi dari individu yang
bersangkutan. Berbicara mengenai inteligensi biasanya dikaitkan dengan
kemampuan untuk pemecahan masalah,kemampuan belajar ataupun kemampuan berpikir
secara abstrak. Intelegensi merupakan kemampuan
yang dimiliki oleh setiap insan. Intelegensi ini sangat erat kaitannya dengan
kehidupan manusia, keberhasilan, dan kesuksesan. Namun tingkat intelegensi yang
dimiliki setiap orang pastilah berbeda. Ini dikarenakan bahwa intelegensi
seseorang memang tergantung pada faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu
sendiri.Oleh karena itu kita perlu memahami tentang teori-teori intelegensi
agar dapat meraih keberhasilan dan kesuksesan.
1.1.2
tujuan
penulisan
adapun tujuan
penulisan makalah ini ,bertujuan untuk :
1.
mendeskripsikan
pengertian tentang inteligensi
2.
menjelaskan
teori-teori faktor yang mempengaruhi inteligensi
3.
menjelaskan
teori orientasi proses
4.
mendeskrispsikan
atau mengungkapkan tentang inteligensi
1.1.3
rumusan masalah
beberapa
masalah yang dibahas akan dibatasi dalam rumusan masalah berikut ini :
1.
inteligensi
2.
teori-teori
faktor
3.
teori orientasi
proses
4.
pengungkapan
inteligensi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Intelegensi
Manusia diciptakan dan
dengan dilengkapi dengan kecerdasan yang memiliki kemampuan luar biasa, yang
tidak dimiliki oleh makhluk lain dan kecerdasan sebagai suatu kemampuan ini
pulalah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya dimuka bumi ini, dengan
kec erdasan ini pula manusia dapat menjalani kehidupan yang dinamis dan beadab.
Secara Etimologis Intelegensi
berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin
yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang
intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada
tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu
kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan
sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan
penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasal dari kata
Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku
yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
Menurut panitia istilah pendagogik (1953) yang mengangkat pendapat
Stern yang dimaksud dengan intelegensi adalah “daya menyesuaikan diri dengan
keadaan baru dengan menggunakan alat – alat berpikir menurut tujuannya”. Ini
berarti Stern menitikberatkan masalah intelegensi pada soal adjustment atau
penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapinya. Pada ornag yang intelegent
akan lebih cepat dalam memecahkan msalah – masalah baru apabila dibandingkan
dengan orang yang kurang intelegent.
Thorndike (lih. Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme
mengemukakan pendapatnya bahwa “intelegece is demonstrable in ability of the
individual to make good responses from the stand point of truth or fack”. Orang
dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai
terhadap stimulus yang doterimanya. Untuk memberikan respon yang tepat ,
individu harus memiliki banyak hubungan stimulus respons, dan hal tersebut
dapat diperoleh dari hasil pengalamna yang diperolehnya dan hasil respon –
respons yang lalu.
Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai “,,, the ability
to carry on abstract thinking”(lih. Harryman, 1958). Trman membedakan adanya
ability yang berkaitang dengan hal – hal yang kongkrit, dan ability yang
brekaitan dengan hal – hal yang abstrak secara baik. Ini berarti bahwa apabila
individu kurang mampu berpikir abstrak, individu bersangkutan intelegensinya
kurang baik.
Freeman memandang intelegensi sebagi (1) capacity of integrate
experiences; (2) capacity of learn; (3) capacity of perform tasks regarded by
psycologist as intelektual; (4) capacity to carry on abstrak thinking”
(freeman, 1959).
2.2 teori teori faktor
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa
dalam intelegensi itu didapati adanya faktor-faktor tertentu yang membentuk
intelegensi,inilah makna dari teori faktor. Mengenai faktor-faktor apa yang
terdapat dalam intelegensi diantara para ahli belum terdapat pendapat yang
bulat.
Thorndike mengemukakan dalam teori multi
faktornya bahwa inteligensi terdiri dari elemen-elemen dan tiap elemen terdiri
dari atom-atom dan tiap atom-atom merupakan hubungan stimulus-respon. Jadi
suatu aktivitas yang menyangkut inteligensi adalah kumpulan dari atom-atom
aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lain nya.
Menurut spearman
intelegensi mengandung dua macam faktor yaitu (1) general ability atau general
faktor (faktor G),dan (2) special ability atau spesial faktor (faktor S) .
teori faktor speraman dikenal dengan dwi faktor atau two factor theory.
General abilty terdapat pada semua individu tapi berbeda satu
dengan yang lain dan special ability merupakan faktor yang bersifat khusus
mengenai bidang tertentu.
Menurut Burt
disamping general ability dan special ability masih terdepat faktor yang lain
lagi yaitu common ability atau common faktor atau juga disebut group factor.
Common factor merupakan faktor sesuatu kelompok kemampuan tertentu.
Sedangkan
thurstone mempunyai mempunyai pandangan yang berbeda lagi, menurut thurstone
dalam inteligensi adanya faktor sebagai berikut :
1.
s (spasial
relation) yaitu kemampuan untuk melihat atau mempersepsi gambar dengan dua atau
tiga dimensi menyangkutn jarak
2.
p (perceptual
speed) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan dalam
memberikan judging mengenai persamaan dan perbedaan atau dalam respon terhadap
apa yang dilihat secara detail.
3.
V (verbal
comprehension) yaitu kemampuan yang menyangkut pemahaman kosakata,analogi
secara verbal dan sejenisnya
4.
W (word
fluency) yaitu kemampuan yang menyangkut
dengan kecepatan berkaitan kata-kata,anagram,dsb
5.
N (number
facility) yaitu kemampuan berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan dalam
berhitung
6.
M (associate
memory) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan ingatan
7.
I (induction)
yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh prinsip
2.3 teori orientasi proses
Teori ini
mendasarkan atas orientasi bagaiman proses intelektual dalam pemecahan masalah.
Para ahli lebih cenderung bicara mengenai proses kognitif daripada inteligensi,
tetapi dengan maksud hal yang samaTeori proses informasi mengenai inteligensi
(information-proccessing theories) mengemukakan bahwa inteligensi akan diukur
dari fungsi-fungsi seperti proses sensoris,koding,ingatan,dan kemampuan mental
yang lain termasuk belajar dan menimbulkan kembali ( remembering)
2.4 Pengungkapan Intelegensi
Mengenai soal perbadaan intelegensi ada pandangan yang menekankan
pada perbedaan kualitatif dan pandangan yang menekankan pada perbedaan
kuantitatif.Pandangan yang pertama berpendapat bahwa perbedaan intelegensi
individu satu dengan yang lain memang secara kualitatif berbeda yang berarti
pada dasarnye memang telah berbada intelegensi individu satu dengan yang lain .
Pandangan kedua menitikberatkan pada perbedaan kuatitatif yang berarti
perbedaan intelegensi semata – mata karena perbedaan materi yang diterima atau
kerena perbedaan dalam proses belajarnya.Kedua pandangan tersebut sangat
berlawanan satu dengan yang lain. Perlu diingat bahwa perkembangan manusia itu
ditentukan baik oleh pembawaan maupun oleh lingkungan.
Baik pandangan pertama maupun kedua mengakui bahwa individu satu dengan
yang lain berbeda dalam segi intelegensinya. Untuk mengetahui taraf intelegensi
seseorang dapat digunakan tes intelegensi . dengan tes ini diharapkan dapat
mengungkap intelegensi seseorang dan akan dapat diketahui tentang keadaan
tarafnya. Tes ini diciptakan oleh Binet.
Tes intelegensi Binet pertama kali disusun dalam tahun 1905, yang
kemudian mendapat bermacam – macam revisi baik dari Binet maupun dari para ahli
yang lain. Tes itu akhirnya direvisi lagi oleh Binet sendiri pada tahun 1908
sebagia revisi pertama dan tahun 1911 diadakan revisi kedua.Dalam tahun 1916
tes Binet direvisi, dan diadaptasikan disesuaikan penggunaanya di Amerika yang
dikenal dengan revisi Terman dari Stanford Unversity dan dikenal dengan
Stanford Revision , juga dikenal dengan tes intelegensi Stanford-Binet.
Disamping itu juga digunakan pengertian Intellegence Quotien atau disingakt IQ.
Untuk memperoleh IQ digunakan rumus IQ = MA/CA x 100 . MA adalah mental age
atau umur mental, dan CA adalh chronological age atau umur kronologis, yaitu
umur yang sebenarnya.
Pada tahun 1939 David Wcsher menciptakan individual intellegence
test, yang dikenal dengan Wechser Bullevue Intellegence Scale atau juga sering
dikenal dengan tes intelegensi WB. Klasifikasi IQ-nya adalah :
Very
superior : IQ diatas 130
Superior
: IQ 120-129
Bright
normal : IQ 110-119
Average
: IQ 90-109
Dull
normal : IQ 80-89
Mental
defective : IQ 70-79
BAB
III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Intelegensi
mempunyai beberapa banyak pendapat dari para tokoh-tokoh diatas tapi bisa
disimpulkan bahwa intelegensi merupakan cara seseorang dalam memecahkan masalah
disesuaikan dengan cara individu itu menanggapi respon,menyesuaikan diri dan
kemampuan individu dalam mengatasi masalah yang ada . dan inteligensi mempunyai
jenis-jenis dalam bidang-bidang nya .
3.2 saran
Sebagai calon
pendidik kita harus mengetahui arti tentang inteligensi dan jenis-jenis dari
inteligensi karena itu mempengaruhi cara bagaimana kita mendidik peserta didik
sesuai jenis dari inteligensi itu ,karena setiap manusia pasti mempunyai
kekurangan dan kelebihan masing-masing .
untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di powerpoint disini
Categories:
PSIKOLOGI UMUM
0 komentar :
Posting Komentar