Selasa, 14 Januari 2014

PSIKOLOGI UMUM

Posted by cempaka20 On 15.36

Psikologi umum



Disusun oleh :

1.      Ramdhan dwi R                        1201411006
2.      Shifa hafidzah                           1201411090
3.      Embun melati widiasih   1201413002
4.      Etika resti hapsari                     1201413003
5.      Hany iqomatul                          1201413029
6.      Yoga miftahul habib                  1201413041








FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013



KATA PENGANTAR

Pertama kami mengucapkan puji syukur atas kehadirat Tuhan YME, atas segala kebesaran dan kelimpahan nikmat yang diberikan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Psikologi umum yang berjudul “INTELEGENSI” dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah  ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan penulisan  makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah  ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.


                                                         
Semarang,













DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
KATA PENGANTAR........................................................................................... ..2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 4
1.1. Latar Belakang Masalah...................................................................................... 4
1.2. Tujuan Penulisan................................................................................................. 4...........            
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 5
2.1 Intelegensi ......................................................................................................... 5
2.2 Teori-teori faktor ............................................................................................... 6
2.3 Teori orientasi proses ......................................................................................... 7
2.4 Pengungkapan inteligensi ................................................................................. .7

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 8
      3.1. Kesimpulan......................................................................................................... 8
      3.2.  Saran................................................................................................................. 8
















BAB I

PENDAHULUAN


1.1.1      latar belakang masalah

Manusia diciptakan dan dengan dilengkapi dengan kecerdasan yang memiliki kemampuan luar biasa, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain dan kec erdasan sebagai suatu kemampuan ini pulalah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya dimuka bumi ini, dengan kecerdasan ini pula manusia dapat menjalani kehidupan yang dinamis dan beadab.cara individu memecahkan masalah,apakah cepat atau lambat faktor yang turut menentukan adalah faktor inteligensi dari individu yang bersangkutan. Berbicara mengenai inteligensi biasanya dikaitkan dengan kemampuan untuk pemecahan masalah,kemampuan belajar ataupun kemampuan berpikir secara abstrak. Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap insan. Intelegensi ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, keberhasilan, dan kesuksesan. Namun tingkat intelegensi yang dimiliki setiap orang pastilah berbeda. Ini dikarenakan bahwa intelegensi seseorang memang tergantung pada faktor-faktor yang membentuk intelegensi itu sendiri.Oleh karena itu kita perlu memahami tentang teori-teori intelegensi agar dapat meraih keberhasilan dan kesuksesan.

1.1.2      tujuan penulisan

adapun tujuan penulisan makalah ini ,bertujuan untuk :
1.      mendeskripsikan pengertian tentang inteligensi
2.      menjelaskan teori-teori faktor yang mempengaruhi inteligensi
3.      menjelaskan teori orientasi proses
4.      mendeskrispsikan atau mengungkapkan tentang inteligensi

1.1.3      rumusan masalah

beberapa masalah yang dibahas akan dibatasi dalam rumusan masalah berikut ini :
1.      inteligensi
2.      teori-teori faktor
3.      teori orientasi proses
4.      pengungkapan inteligensi



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Intelegensi
Manusia diciptakan dan dengan dilengkapi dengan kecerdasan yang memiliki kemampuan luar biasa, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain dan kecerdasan sebagai suatu kemampuan ini pulalah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya dimuka bumi ini, dengan kec erdasan ini pula manusia dapat menjalani kehidupan yang dinamis dan beadab.
Secara Etimologis Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu.
Menurut panitia istilah pendagogik (1953) yang mengangkat pendapat Stern yang dimaksud dengan intelegensi adalah “daya menyesuaikan diri dengan keadaan baru dengan menggunakan alat – alat berpikir menurut tujuannya”. Ini berarti Stern menitikberatkan masalah intelegensi pada soal adjustment atau penyesuaian diri terhadap masalah yang dihadapinya. Pada ornag yang intelegent akan lebih cepat dalam memecahkan msalah – masalah baru apabila dibandingkan dengan orang yang kurang intelegent.
Thorndike (lih. Skinner, 1959) sebagai seorang tokoh koneksionisme mengemukakan pendapatnya bahwa “intelegece is demonstrable in ability of the individual to make good responses from the stand point of truth or fack”. Orang dianggap intelegen apabila responnya merupakan respon yang baik atau sesuai terhadap stimulus yang doterimanya. Untuk memberikan respon yang tepat , individu harus memiliki banyak hubungan stimulus respons, dan hal tersebut dapat diperoleh dari hasil pengalamna yang diperolehnya dan hasil respon – respons yang lalu.
Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai “,,, the ability to carry on abstract thinking”(lih. Harryman, 1958). Trman membedakan adanya ability yang berkaitang dengan hal – hal yang kongkrit, dan ability yang brekaitan dengan hal – hal yang abstrak secara baik. Ini berarti bahwa apabila individu kurang mampu berpikir abstrak, individu bersangkutan intelegensinya kurang baik.
Freeman memandang intelegensi sebagi (1) capacity of integrate experiences; (2) capacity of learn; (3) capacity of perform tasks regarded by psycologist as intelektual; (4) capacity to carry on abstrak thinking” (freeman, 1959).

2.2 teori teori faktor
Dari pendapat-pendapat tersebut diatas dapat dikemukakan bahwa dalam intelegensi itu didapati adanya faktor-faktor tertentu yang membentuk intelegensi,inilah makna dari teori faktor. Mengenai faktor-faktor apa yang terdapat dalam intelegensi diantara para ahli belum terdapat pendapat yang bulat.
             Thorndike mengemukakan dalam teori multi faktornya bahwa inteligensi terdiri dari elemen-elemen dan tiap elemen terdiri dari atom-atom dan tiap atom-atom merupakan hubungan stimulus-respon. Jadi suatu aktivitas yang menyangkut inteligensi adalah kumpulan dari atom-atom aktivitas yang berkombinasi satu dengan yang lain nya.
            Menurut spearman intelegensi mengandung dua macam faktor yaitu (1) general ability atau general faktor (faktor G),dan (2) special ability atau spesial faktor (faktor S) . teori faktor speraman dikenal dengan dwi faktor atau two factor theory.
General abilty terdapat pada semua individu tapi berbeda satu dengan yang lain dan special ability merupakan faktor yang bersifat khusus mengenai bidang tertentu.
            Menurut Burt disamping general ability dan special ability masih terdepat faktor yang lain lagi yaitu common ability atau common faktor atau juga disebut group factor.
Common factor merupakan faktor sesuatu kelompok kemampuan tertentu.
            Sedangkan thurstone mempunyai mempunyai pandangan yang berbeda lagi, menurut thurstone dalam inteligensi adanya faktor sebagai berikut :
1.      s (spasial relation) yaitu kemampuan untuk melihat atau mempersepsi gambar dengan dua atau tiga dimensi menyangkutn jarak
2.      p (perceptual speed) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan dalam memberikan judging mengenai persamaan dan perbedaan atau dalam respon terhadap apa yang dilihat secara detail.
3.      V (verbal comprehension) yaitu kemampuan yang menyangkut pemahaman kosakata,analogi secara verbal dan sejenisnya
4.      W (word fluency) yaitu kemampuan yang menyangkut  dengan kecepatan berkaitan kata-kata,anagram,dsb
5.      N (number facility) yaitu kemampuan berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan dalam berhitung
6.      M (associate memory) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan ingatan
7.      I (induction) yaitu kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan untuk memperoleh prinsip




2.3 teori orientasi proses
            Teori ini mendasarkan atas orientasi bagaiman proses intelektual dalam pemecahan masalah. Para ahli lebih cenderung bicara mengenai proses kognitif daripada inteligensi, tetapi dengan maksud hal yang samaTeori proses informasi mengenai inteligensi (information-proccessing theories) mengemukakan bahwa inteligensi akan diukur dari fungsi-fungsi seperti proses sensoris,koding,ingatan,dan kemampuan mental yang lain termasuk belajar dan menimbulkan kembali ( remembering)
2.4 Pengungkapan Intelegensi
Mengenai soal perbadaan intelegensi ada pandangan yang menekankan pada perbedaan kualitatif dan pandangan yang menekankan pada perbedaan kuantitatif.Pandangan yang pertama berpendapat bahwa perbedaan intelegensi individu satu dengan yang lain memang secara kualitatif berbeda yang berarti pada dasarnye memang telah berbada intelegensi individu satu dengan yang lain . Pandangan kedua menitikberatkan pada perbedaan kuatitatif yang berarti perbedaan intelegensi semata – mata karena perbedaan materi yang diterima atau kerena perbedaan dalam proses belajarnya.Kedua pandangan tersebut sangat berlawanan satu dengan yang lain. Perlu diingat bahwa perkembangan manusia itu ditentukan baik oleh pembawaan maupun oleh lingkungan.
Baik pandangan pertama maupun kedua mengakui bahwa individu satu dengan yang lain berbeda dalam segi intelegensinya. Untuk mengetahui taraf intelegensi seseorang dapat digunakan tes intelegensi . dengan tes ini diharapkan dapat mengungkap intelegensi seseorang dan akan dapat diketahui tentang keadaan tarafnya. Tes ini diciptakan oleh Binet.
Tes intelegensi Binet pertama kali disusun dalam tahun 1905, yang kemudian mendapat bermacam – macam revisi baik dari Binet maupun dari para ahli yang lain. Tes itu akhirnya direvisi lagi oleh Binet sendiri pada tahun 1908 sebagia revisi pertama dan tahun 1911 diadakan revisi kedua.Dalam tahun 1916 tes Binet direvisi, dan diadaptasikan disesuaikan penggunaanya di Amerika yang dikenal dengan revisi Terman dari Stanford Unversity dan dikenal dengan Stanford Revision , juga dikenal dengan tes intelegensi Stanford-Binet. Disamping itu juga digunakan pengertian Intellegence Quotien atau disingakt IQ. Untuk memperoleh IQ digunakan rumus IQ = MA/CA x 100 . MA adalah mental age atau umur mental, dan CA adalh chronological age atau umur kronologis, yaitu umur yang sebenarnya.
Pada tahun 1939 David Wcsher menciptakan individual intellegence test, yang dikenal dengan Wechser Bullevue Intellegence Scale atau juga sering dikenal dengan tes intelegensi WB. Klasifikasi IQ-nya adalah :
Very superior               : IQ diatas 130
Superior                       : IQ 120-129
Bright normal                : IQ 110-119
Average                       : IQ 90-109
Dull normal                   : IQ 80-89
Mental defective           : IQ 70-79




BAB III



PENUTUP

3.1 kesimpulan

          Intelegensi mempunyai beberapa banyak pendapat dari para tokoh-tokoh diatas tapi bisa disimpulkan bahwa intelegensi merupakan cara seseorang dalam memecahkan masalah disesuaikan dengan cara individu itu menanggapi respon,menyesuaikan diri dan kemampuan individu dalam mengatasi masalah yang ada . dan inteligensi mempunyai jenis-jenis dalam bidang-bidang nya .

3.2 saran
          Sebagai calon pendidik kita harus mengetahui arti tentang inteligensi dan jenis-jenis dari inteligensi karena itu mempengaruhi cara bagaimana kita mendidik peserta didik sesuai jenis dari inteligensi itu ,karena setiap manusia pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing .



untuk lebih lengkapnya bisa dilihat di powerpoint disini
Categories:

0 komentar :

Posting Komentar

  • Blogger news

  • Blogroll