Selasa, 14 Januari 2014

Psikologi Umum

Posted by cempaka20 On 17.17
INTELEGENSI KECERDASAN PADA MANUSIA

 Manusia diciptakan dan dengan dilengkapi dengan kecerdasan yang memiliki kemampuan luar biasa, yang tidak dimiliki oleh makhluk lain dan kec erdasan sebagai suatu kemampuan ini pulalah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya dimuka bumi ini, dengan kec erdasan ini pula manusia dapat menjalani kehidupan yang dinamis dan beadab. Adapun kecerdasan atu inteligensi manusia mempunyai implikasi sebagai suatu kemampuan adalah sbb : 1. Kemampuan mengklasifikasi pola – pola objek Seorang yang normal adalah orang yang mampu dalam mengklasifikasikan stimulasi-stimulasi yang tidak identik ke dalam satu kelas atau rumpun 2. Kemampuan beradaptasi (kemampuan belajar) Kemampuan beradaptasi merupakan suatu kemampuan yang harus manusia miliki dalam kehidupannya dan kemampuan beradaptasi ini menentukan inteligensi atau kecerdasan seseorang apakah inteligensinya tinggi atau rendah 3. Kemampuan menalar secara deduktif Yaitu kemampuan menalar atau melogikan sesuatu dari kesimpulan menjadi paparan yang detail 4. Kemampuan menalar secara induktif Yakni kemampuan penalaran atau melogikakan sesuatu yang berupa paparan atau penjelasan menjadi suatu kesimpulan yang mewakili 5. Kemampuan mengembangkan konsep Yaitu kemampuan seseorang memahami suatu c ara kerja objek atau fungsinya dan kemampuannya bagaimana menginterpretasikan suatu kejadian 6. Kemampuan memahami Kemampuan memahami adalah kemampuan seseorang dalam melihat adanya hubungan atau relasi didalam suatu masalah dan kegunaan – kegunaan hubungannya bagi pemecahan masalah tersebut. Pengertian Intelegensi I. Pengertian Intelegensi Secara Etimologis Intelegensi berasal dari bahasa Inggris “Intelligence” yang juga berasal dari bahasa Latin yaitu “Intellectus dan Intelligentia atau Intellegere”. Teori tentang intelegensi pertama kali dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pol pada tahun 1951. Spearman dan Wynn mengemukakan adanya konsep lama mengenai suatu kekuatan (power) yang dapat melengkapi akal pikiran manusia tunggal pengetahuan sejati. Kekuatan tersebut dalam bahasa Yunani disebut dengan “Nous”, sedangkan penggunaan kekuatannya disebut “Noeseis”. Intelegensi berasal dari kata Latin,yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya atau potensi untuk memahami sesuatu. II. Definisi Intelegensi Menurut Para Ahli. Menurut para ahli : ” kemampuan untuk berpikir secara abstrak (Terman)”, “ Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya (Colvin)”, “intelek plus pengetahuan(Henmon)”, ”tekhnik untuk memproses informasi yang disediakan oleh indra “(Hunt). • S.C Utami Munandar Secara umum intelegensi dirumuskan sebagai berikut : a. Kemampuan untuk berpikir abstrak b. Kemampuan untuk menangkap hubungan – hubungan dan untuk belajar c. Kemampuan untuk menyesuaikan diri terhadap situasi – situasi baru • L.L. Thurstone 7 faktor dasar : a. Verbal comprehension (v), kecakapan untuk memahami pengertian yang diucapkan dengan kata – kata. b. Word fluency (w), kecakapan dan kefasihan dalam menggunakan kata – kata. c. Number (n), kecakapan untuk memecahkan soal matematika. d. Space (s), kecakapan tilikan ruang, sesuai dengan bentuk hubungan formal e. Memory (m), kecakapan untuk mengingat f. Perceptual (p), kecakapan mengamati dan menafsirkan. g. Reasoning (r), kecakapan menemukan dan menggunakan prinsip – prinsip. • Edward Thorndike “intelligence is demonstrable in ability of the individual to make good response from the stand point of truth or fact” (intelegensi adalah kemampuan individu untuk memberikan respon yang tepat (baik)terhadap stimulasi yang diterimanya.) • George D. Stodard Intelegensi adalah kecakapan dalam menyatakan tingkah laku, yang memiliki ciri – ciri sebagai berikut : a. Mempunyai tingkat kesukaran b. Kompleks c. Abstrak d. Ekonomis e. Memiliki nilai – nilai sosial f. Memiliki daya adaptasi dan tujuan g. Menunjukkan kemurnian (original) • William Stern Intelegensi merupakan kapasitas atau kecakapan umum pada individu secara sadar untuk menyesuaikan pikirannya pada situasi yang dihadapinya. • Lewis Medison Terman Intelegensi terdiri atas dua faktor : General ability (faktor G), yaitu kecakapan umum dan special ability(faktor S), yaitu kecakapan khusus. • Carl Witherington Dalam buku Educational psychlogy, Witherington mendefenisikan intelegensi sebagai berikut : “…excellence of performance as manifested in efficient activity” (intelegensi adalah kesempurnaan bertindak sebagaimana dimanifestasikan dalam kemampuan-kemampuan / kegiatan-kegiatan) • Alfred Binet, tokoh perintis pengukuran intelegensi mendefinisikan intelegensi terdiri dari tiga komponen, yaitu: - Direction , kemampuan untuk memusatkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan. - Adaptation, kemampuan untuk mengadakan adapatasi terhadap masalah yang dihadapinya atau fleksibel dalam menghadapi masalah - Critism, kemampuan untuk mengadakan kritik, baik terhadap masalah yang dihadapi atau terhadap dirinya sendiri. • Super dan Cities mendefinisikan kemampuan menyesuaikan diri terhadap lingkungan atau belajar dari pengalaman. • J. P. Guilford menjelaskan bahwa tes inteligensi hanya dirancang untuk mengukur proses berpikir yang bersifat konvergen, yaitu kemampuan untuk memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang diberikan. Sedangkan kreativitas adalah suatu proses berpikir yang bersifat divergen, yaitu kemampuan untuk memberikan berbagai alternatif jawaban berdasarkan informasi yang diberikan. Lebih jauh, Guilford menyatakan bahwa intelegensi merupakan perpaduan dari banyak faktor khusus. • K. Buhler mengatakan bahwa intelegensi adalah perbuatan yang disertai dengan pemahaman atau pengertian. • George D. Stoddard (1941) menyebutkan intelegensi sebagai kemampuan untuk memahami masalah-masalah yang bercirikan: 1. Mengandung kesukaran 2. Kompleks 3. Abastrak 4. Diarahkan pada tujuan 5. Ekonomis 6. Bernilai sosial • Garett (1946) mendefinisikan setidak-tidaknya mencakup kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk memecahkan masalah-masalah yang memerlukan pengertian serta menggunakan simbol-simbol. • Bischof, psikolog Amerika (1954) mendefinisikan kemampuan untuk memecahkan segala jenis masalah. • Lewis Hedison Terman memberikan pengertian intelegensi sebagai kemampuan untuk berfikir secara abstrak dengan baik (lih. Hariman, 1958). • David Wechsler (1958) mendefinisikan inteligensi sebagai kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. • Freeman (1959) memandang intelegensi sebagai 1. Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman, 2. Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik, 3. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual, dan 4. Kemampuan untuk berpikir abstrak. • Heidenrich (1970) mendefinisikan kemampuan untuk belajar dan menggunakan apa yang telah dipelajari dalam usaha untuk menyesuaikan terhadap situasi-situasi yang kurang dikenal atau dalam pemecahan masalah. • Sorenson (1977) intelegensi adalah kemampuan untuk berpikir abstrak, belajar merespon dan kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan. • Suryabrata (1982) intelegensi didefinisikan sebagai kapasitas yang bersifat umum dari individu untuk mengadakan penyesuaian terhadap situasi-situasi baru atau problem yang sedang dihadapi. • Walters dan Gardnes (1986) mendefinisikan intelegensi sebagai serangkaian kemampuan-kemampuan yang memungkinkan individu memecahkan masalah atau produk sebagai konsekuensi seksistensi suatu budaya tertentu. Dari berbagai pendapat dapat diatas disimpulkan bahwa inteligensi adalah 1. Kemampuan untuk berfikir secara konvergen (memusat) dan divergen (menyebar) 2. Kemampuan berfikir secara abstrak 3. Kemampuan berfikir dan bertindak secara terarah, bertujuan, dan rasional 4. Kemampuan untuk menyatukan pengalaman-pengalaman 5. Kemampuan untuk menggunakan apa yang telah dipelajari 6. Kemampuan untuk belajar dengan lebih baik, 7. Kemampuan untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sulit dengan memperhatikan aspek psikologis dan intelektual 8. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dan merespon terhadap situasi-situasi baru 9. Kemampuan untuk memahami masalah dan memecahkannya. Karena intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi sebenarnya tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Ciri – ciri intelegensi Ciri-ciri intelegensi yaitu : 1. Intelegensi merupakan suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional (intelegensi dapat diamati secara langsung). 2. Intelegensi tercermin dari tindakan yang terarah pada penyesuaian diri terhadap lingkungan dan pemecahan masalah yang timbul daripadanya. Ciri – ciri tingkah laku yang intelegen menurut Effendi dan Praja (1993): 1) Purposeful behavior, artinya selalu terarah pada tujuan atau mempunyai tujuan yang jelas. 2) Organized behavior, artinya tingkah laku yang terkoordinasi, senua tenaga dan alat – alat yang digunakan dalam suatu pemecahan masalah terkoordinasi dengan baik. 3) Physical well toned behavior, artinya memiliki sikap jasmaniah yang baik, penuh tenaga, ketangkasan, dan kepatuhan. 4) Adaptable behavior, artinya tingkah laku yang luas fleksibel, tidak statis, dan kaku, tetapi selalu siap untuk mengadakan penyesuaian/perubahan terhadap situasi yang baru. 5) Success oriented behavior, artinya tingkah laku yang didasari rasa aman, tenang, gairah, penuh kepercayaan, akan sukses/optimal. 6) Clearly motivated behavior, artinya tingkah laku yang memenuhi kebutuhannya dan bermanfaat bagi orang lain atau masyarakat. 7) Rapid behavior, artinya tingkah laku yang efisien, efektif dan cepat atau menggunakan waktu yang singkat. 8) Broad behavior, artinya tingkah laku yang mempunyai latar belakang dan pandangan luas yang meliputi sikap dasar dan jiwa yang terbuka. TEORI – TEORI INTELIGENSI Teori – teori inteligensi dibedakan menjadi empat macam, diantaranya: 1. Teori Faktor Teori ini dikembangkan oleh Spearman, dia mengembangkan teori dua factor dalam kemampuan mental manusia. Yakni : a. teori factor “g” (factor kemampuan umum) : kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas – tugas secara umum (misalnya, kemampuan menyelesaikan soal – soal matematika) b. teori factor “s” (factor kemampuan khusus) : kemampuan menyelesaikan masalah atau tugas – tugas secara khusus (misalnya, mengerjakan soal – soal perkalian,atau penambahan dalam matematika) 2. Teori Struktural Intelektual Teori ini dikembangkan oleh Guilford, dia mengatakan bahwa tiap tiap kemampuan memiliki jenis keunikan tersendiri dalam aktifitas mental atau pikiran (operation), isi informasi (content), dan hasil informasi (product).penjelasannya adalah sbb : a. Operation (aktivitas pikiran atau mental) • Cognition yaitu aktivitas mencari, menemukan, mengetahui dan memahami informasi. Misalnya mengetahui makna kata “adil” atau “krisis” • Memory yakni menyimpan informasi dalam pikiran dan mempertahankannya • Divergent production yakni proses menghasikan sejumlah alternative informasi dari gudang ingatan untuk memenuhi kebutuhan, misalnya mengusulkan sejumlah judul sebuah cerita • Convergent production yaitu penggalian informasi khusus secara penuh dari gudang ingatan. Misalkan menemukan kata – kata yang cocok untuk jawaban TTS • Evaluation yakni memutuskan yang paling baik dan yang cocok dengan tuntunan berpikir logis b. Content (isi informasi) • Visual yaitu informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh mata • Auditory yakni informasi – informasi yang muncul secara langsung dari stimulasi yang diterina oleh system pendengaran (telinga) • Simbolic yaitu iem – item informasi yang tersusun urut bersamaan dengan iem – iet yang lain. • Misalnya sederet angka, huruf abjad dan kombinasinya • Sematic biasanya berhubungan dengan makna atau arti tetapi tidak melekat pada symbol – symbol kata • Behavioral yakni item informasi mengenai keadaan mental dan perilaku individuuang dipindahkan melalui tindakan dan bahasa tubuh. c. Product (bentuk informasi yang dihasilkan) • Unit yaitu suatu kesatuan yang memiliki suatu keunuikan didalam kombinasi sifat dan atributnya, contoh bunyi musik,cetakan kata • Class yakni sebuah konsep dibalik sekumpulan obyek yang serupa. Misalkan bilangan genap dan ganjil • Relation yakni hubungan antara dua item. Contoh dua orang yang memiliki huruf depan berurutan, Abi kawin dengan Ani • Sistem yakni tiga item atau lebih berhubungan dalam suatu susunan totalitas. Misalkan tiga orang berinteraksi didalam sebuah acara dialog di TV • Transformation yaitu setiap perubahan atau pergantian item informasi • Implication yakni item informasi diusulkan oleh item informasi yang sudah ada. Misalkan melihat 4X5 dan berpikir 20. 3. Teori Kognitif Teori ini dikembangkan oleh Sternberg menurutnya inteligensi dapat dianalisis kedalam beberapa komponen yang dapat membantu seseorang untuk memecahkan masalahnya diantaranya : • Metakomponen adalah proses pengendalian yang terletak pada urutan lebih tinggi yang digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor, dan mengevaluasi kinerja dalam suatu tugas • Komponen kinerja adalah proses – proses pada urutan lebih rendah yang digunakan untuk melaksanakan berbagai strategi bagi kinerja dalam tugas • Komponen perolehan pengetahuan adalah proses – proses yang terlibat dalam mempelajari informasi baru dan penyimpanannya dalam ingatan 4. Teori Inteligensi Majemuk (multiple intelligences) Teori ini dikembangkan oleh Howard Gadner, dalam teorinya ia mengemukakan sedikitnya ada tujuh jenis inteligensi yang dimiliki manusia secara alami, diantaranya : Inteligensi bahasa (verbal or linguistic intelligence) yaitu kemampuan memanipulasi kata – kata didalam bentuk lisan atau tulisan. Misalnya membuat puisi Inteligensi matematika-logika (mathematical-logical) yaitu kemampuan memanipulasi system-sistemangka dan konsep-konsep menurut logika. Misalkan para ilmuwan bidang fisika, matematika • Inteligensi ruang (spatial intelligence) adalah kemampuan untuk melihat dan memanipulasi pola-pola dan rancangan. Contohnya pelaut, insinyur dan dokter bedah • Inteligensi musik (musical intelligence)adalah kemampuan memahami dan memanipulasi konsep-konsep musik. Contohnya intonasi, irama, harmoni • Inteligensi gerak-tubuh(bodily-kinesthetic intelligence)yakni kemampuan untuk menggunakan tubuh dan gerak. Misalkan penari, atlet • Inteligensi intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami perasaan – perasaan sendiri, refleksi, pengetahuan batin, dan filosofinya,contohnya ahli sufi dan agamawan • Inteligensi interpersonal yaitu kemmampuan memahami orang lain, pikiran maupun perasaan – perasaannya, misalnya politis, petugas klinik, psikiater C. Tingkat-tingkat Intelegensi 1. Kecerdasan Binatang Pada mulanya banyak orang berkeberatan digunakan istilah inteligensi pada binatang, karena mereka hanya mau menggunakan istilah itu pada manusia saja. Menurut hasil penyelidikan para ahli, ternyata bahwa kecerdasan itu bertingkat-tingkat.[3] 2. Kecerdasan Anak-anak Yang dimaksudkan anak-anak di sini adalah anak-anak kecil lebih kurang umur 1 tahun dan belum dapat berbahasa. Kecerdasan anak-anak dipelajari terutama berdasarkan percobaan yang telah dipraktekkan dalam menyelidiki kecerdasan binatang. Usaha-usaha memperbandingkan perbuatan kera dengan anak-anak kecil membantu para ahli dalam mengadakan penyelidikan terhadap kecerdasan anak. 3. Kecerdasan Manusia Sesudah anak dapat berbahasa tingkat kecerdasan anak lebih tinggi daripada kera. Tingkat kecerdasan mausia (bukan anak-anak) tidak sama dengan jera dan anak-anak. Beberapa hal yang merupakan ciri kecerdasan manusia antara lain: a. Penggunaan Bahasa Kemampuan berbahasa mempunyai faedah yang besar terhadap perkembangan pribadi. i. Dengan bahasa, manusia dapat menyatakan isi jiwanya (fantasi, pendapat, perasaan dan sebagainya). ii. Dengan bahasa, manusia dapat berhubungan dengan sesama, tingkat hubungannya selalu maju dan masalahnya selalu meningkat iii. Dengan bahasa, manusia dapat membeberkan segala sesuatu, baik yang lalu, yang sedang dialami, dan yang belum terjadi, baik mengenai barang-barang yang konkret maupun hal-hal yang abstrak iv. Dengan bahasa, manusia dapat membangun kebudayaan. b. Penggunaan Perkakas Kata Bergson, perkakas adalah merupakan sifat terpenting daripada kecerdasan manusia, dengan kata lain: perkataan, perbuatan cerdas manusia dicirikan dengan bagaimana mendapatkan, bagaimana membuat dan bagaimana mempergunakan perkakas. Perkakas adalah sifat, tetapi semua alat merupakan perkakas. Alat merupakan perantara antara makhluk yang berbuat atau objek yang diperbuat. Perkakas mempunyai fungsi yang sama, tetapi mempunyai pengertian yang lebih luas. Perkakas adalah objek yang telah dibuat/dibulatkan dan diubah sedemikian rupa sehingga dengan mudah dan dengan cara yang tepat dapat dipakai untuk mengatasi kesulitan atau mencapai suatu maksud.[4] D. Macam-macam Intelegensi 1. Intelegensi Terikat dan Bebas. Intelegensi terikat adalah intelegensi suatu makhluk yang bekerja dalam situasi-situasi pada lapangan pengamatan yang berhubungan langsung dengan kebutuhan vital yang harus segera dipuaskan. Misalnya intelegensi binatang dan anak-anak yang belum berbahasa. Intelegensi bebas terdapat pada manusia yang berbudaya dan berbahasa. Dengan intelegensinya orang selalu ingin mengadakan perubahan-perubahan untuk mencapai suatu tujuan. Kalau tujuan sudah dapat dicapai, manusia ingin mencapai tujuan yang lebih tinggi dan lebih maju. 2. Intelegensi Menciptakan (Kreatif) dan Meniru (Eksekutif). Intelegensi mencipta ialah kesanggupan menciptakan tujuan-tujuan baru dan mencari alat-alat yang sesuai guna mencapai tujuan itu. Intelegensi keatif menghasilkan pendapat-pendapat baru seperti : kereta api, radio, listrik dan kapal terbang. Intelegensi meniru, yaitu kemampuan menggunakan dan mengikuti pikiran atau hasil penemuan orang lain, baik yang dibuat, diucapkan maupun yang di tulis.[5] E. Faktor-faktor yang Menentukan Intelegensi Manusia Para ahli belum sepenuhnya sependapat mengenai faktor-faktor apa saja yang terdapat dalam inteligensi itu sendiri. Sebuah pendapat mengatakan bahwa faktor yang menentukan intelegensi seseorang antara lain : 1. Pembawaan, yang ditentukan oleh sifat-sifat yang dibawa sejak lahir. 2. Hereditas, yang diperoleh seorang anak melalui keturunan atau nasab. 3. Kematangan, yang terutama ditentukan oleh umur. 4. Pembentukan, yaitu perkembangan yang diperoleh anak karena pengaruh milieu (lingkungan).[6] Selain itu, gejala-gejala jiwa dan fungsi-fungsi jiwa sangatlah mempengaruhi tindakan intelegen seseorang. Misalnya : a. Pengamatan, yakni kalau seseorang berada dalam satu situasi yang harus mengambil tindakan yang intelegen maka dia harus memiliki fungsi pengamatan yang baik. b. Tanggapan dan Daya Ingatan, yakni bahwa seseorang yang memiliki tanggapan daya ingatan yang baik akan lebih mudah untuk memecahkan persoalan. c. Fantasi, yakni seseorang yang kaya fantasi akan dapat melihat lebih banyak kemungkinan pemecahan masalah yang tidak terlihat oleh orang lain. 1) Berfikir 2) Kehendak dan Perasaan 3) Perhatian, dan 4) Sugesti, yakni bahwa seseorang yang berbuat intelegen haruslah membebaskan diri dari pengaruh ataupun sugesti orang lain.[7]
Categories:

0 komentar :

Posting Komentar

  • Blogger news

  • Blogroll